Ternyata udah setahun lebih enggak nulis di blog. Salah satu perjalanan yang cukup saya ingat (gara-gara jalan-jalannya cuman setengah hari ^^-- pesawat sore/petang), waktu saya ke Maros bulan Juni 2016. Perjalanan ini mengingatkan saya waktu ke Penang tahun 2015 lalu, gara-gara ini jalan-jalan sambil puasa.... ahahaaa,, puasa bukan halangan..... semangattt ^^
Bila dibandingkan dengan kota Makassar, wisata alam di Maros lebih banyak dan beberapa bahkan belum banyak dikunjungi. Lebih enaknya lagi, bandaranya berada di Maros, jadi bisa lebih hemat waktu....
Mengingat waktu yang cukup pendek, kali ini saya hanya mengunjungi kawasan Bantimurung dan Rammang-Rammang...
Taman Nasional Bantimurung (Kupu-Kupu, Air Terjun, Gua)
Ini merupakan tempat wisata yang paling dekat dengan Bandara. Yang menjadi icon dari tempat wisata ini ialah kupu-kupu... kalo dateng pas musimnya, kita bisa liat kupu-kupu cantik dengan berbagai warna berterbangan. Sayangnya, waktu bulan Juni kesana, kupu-kupunya sedikit, tapi warna-warni loh... katanya karna sekarang musim susah diprediksi, jadi susah juga menentukan waktu yang pas.
Uniknya lagi, kita bisa lihat tempat perkembangbiakan kupu-kupu secara langsung. Ternyata kepompong ulat juga lucu-lucu loh bentuknya. Kepompongnya aja udah lucu, gimana waktu jadi kupu-kupu... pasti cantiiik... huaaa... udah g sabar pingin liat. Menurut wikipedia dan bapak penjaga (ahahaaa....), di sini ada beberapa spesies kupu-kupu yang unik bahkan hanya terdapat di Sulawesi Selatan yaitu Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana.
kepompong lucu => bisa dipegang, kayak karet...kyaaa.... |
Jalan-jalan di Bantimurung cukup mengasyikkan. Udaranya sejuk, cukup nyaman buat menikmati pemandangan, apalagi waktu musim kupu-kupu nya banyak...wuih..makin sedap. Jalan lebih dalam lagi kita bisa lihat air terjun. Kalo mau, bisa maen air disini...segeerrr.....
Jalan lebih jauh lagi, kita bisa liat gua-gua, yang kalo makin ke dalam, gelap banged gua nya. Tapi jangan kuatir, kalo mau, kita bisa dianter sama guide, dan dibawain senter (tapi jangan lupa tips nya...hehee).
Rammang-Rammang (Sungai Pute, Kampung Berau, Pegunungan Karst)
Habis liat kupu-kupu, lanjut mau lihat pegunungan karst. Susahnya enggak banyak orang yang tau dimana letaknya, termasuk supir yang nganter. Berbekal gambar di internet, akhirnya ketauan juga, hamparan gugusan karst bisa kita liat diperjalanan mau ke Rammang-Rammang. Lokasinya pun enggak jauh dari bantimurung.
Menuju ke Rammang-Rammang, kita bakal disuguhi pemandangan yang menarik. Perpaduan gugusan pegunungan kapur (karst) dan hijaunya sawah...wuiiih, ngademin mata. Setelah diskusi, akhirnya saya memutuskan untuk ke menyusuri Sungai Pute dulu, baru foto-foto di hamparan karst.
Bagian ini enggak kalah asyiknya, menyusuri sungai dengan kapal model sampan gitu. Kapal kecil ini bisa diisi sekitar 4 orang, dan duduknya harus berjejeran soalnya duduknya harus satu-satu, enggak boleh berduaan...#takut ada setan, loh? ahhaaa.....
Aliran Sungai Pute cukuplah tenang, warna sungai nya hijau mungkin karna memang sungainya enggak begitu dalam dan disekelilingnya penuh dengan pohon-pohon. Sayangnya enggak bawa kacamata item penghalau panas, ahahaaa...jadilah cling-cling liat pemandangannya.
Selanjutnya, sampan akan berhenti di Kampung Berua. Sebenernya enggak wajib juga untuk berhenti, tapi sayang banget kalo nglewatin pemandangan di kampung ini. Setelah turun dari sampan, saya menuliskan nama di buku tamu dan memberikan sumbangan sukarela. Entahlah buat apa isian buku tamunya...hehee... yang penting eksis dulu. Bapak sampan akan setia menunggu kita sampai kita capek eksplore kampung ini (dengan catatan enggak lebih dari sehari...:D).
Sebeneranya untuk menuju kampung ini, bisa dengan jalan darat juga dari dermaga Rammang-Rammang, cuman lebih asyik dan menghemat tenaga kalo naik sampan...hehe...
Pemandangan di Kampung ini, cukuplah memukau. Kampung ini dikelilingi oleh bukit-bukit menjulang tinggi yang katanya kayak di Vietnam.. ato juga bisa kita lihat di Harau, Sumatera Barat. Langitnya biru cantik, udara yang segar, berjalan di antara sawah-sawah...dan banyak bebek yang kejar-kejaran di lumpur. Pokoknya alami dan menyegarkan mata. Kalo mau, disini juga ada homestay dan saya lihat yang ditinggal di homestay ini kebanyakan turis asing... T_T
Dari sini, saya jalan keatas menuju gua... lumayan juga jalannya dan naiknya. Lewatin persawahan, jembatan yang cuman satu orang aja... trus agak sedikit mendaki...yups, semangaaat..... disini nanti kita bisa lihat Gua Telapak Tangan. Sayangnya, karena udah enggak sanggup jalannya, akhirnya ditengah perjalanan saya dan teman saya memutuskan untuk balik lagi ke dermaga. Di gua ini, katanya kita bisa lihat cap tangan manusia purba dan gambar hasil karya manusia purba. Untuk mencapai mulut gua, kita perlu mendaki sekitar 20 meter. Bagusnya, kita bawa penerangan untuk menuju ke dalam gua.
Selain gua telapak tangan, disekitar sini ada juga Telaga Bidadari. Sayangnya lagi, saya enggak sempet melihat jernihnya air di telaga bidadari. Katanya lagi, jalannya agak sedikit terjal karena mesti sedikit mendaki dan jalan di tepi jurang gitu. Yups, karena keadaan dan enggak ada persiapan yang matang ke lokasi ini, saya putusnya untuk lihat dari jauh ada waktu perjalanan pulang ke Dermaga Rammang-Rammang...
Masih ada cukup tenaga dan waktu, saatnya menikmati gugusan jajaran pegunungan karst waktu perjalanan pulang.... ini panjang bangeeeeddd karst nya.... Hijaunya sawah benar-benar bikin pegunungan karst ini indah banged. Saatnya menepi dari mobil, dan photooo.... jangan lupa, pilih jalan sawah yang enggak terlalu becek dan berlumpur.
Setengah hari di Maros cukup memukau, dan perlu banyak setengah hari lainnya untuk mengeksplorasi Maros...^^
Catatan :
Biaya Sampan => ditawar Rp200.000
Sewa Mobil 8 jam => Rp450.000
saatnya menyusuri sungai.... |
rumah di tepi sungai... |
Selanjutnya, sampan akan berhenti di Kampung Berua. Sebenernya enggak wajib juga untuk berhenti, tapi sayang banget kalo nglewatin pemandangan di kampung ini. Setelah turun dari sampan, saya menuliskan nama di buku tamu dan memberikan sumbangan sukarela. Entahlah buat apa isian buku tamunya...hehee... yang penting eksis dulu. Bapak sampan akan setia menunggu kita sampai kita capek eksplore kampung ini (dengan catatan enggak lebih dari sehari...:D).
Sebeneranya untuk menuju kampung ini, bisa dengan jalan darat juga dari dermaga Rammang-Rammang, cuman lebih asyik dan menghemat tenaga kalo naik sampan...hehe...
Pemandangan di Kampung ini, cukuplah memukau. Kampung ini dikelilingi oleh bukit-bukit menjulang tinggi yang katanya kayak di Vietnam.. ato juga bisa kita lihat di Harau, Sumatera Barat. Langitnya biru cantik, udara yang segar, berjalan di antara sawah-sawah...dan banyak bebek yang kejar-kejaran di lumpur. Pokoknya alami dan menyegarkan mata. Kalo mau, disini juga ada homestay dan saya lihat yang ditinggal di homestay ini kebanyakan turis asing... T_T
Dari sini, saya jalan keatas menuju gua... lumayan juga jalannya dan naiknya. Lewatin persawahan, jembatan yang cuman satu orang aja... trus agak sedikit mendaki...yups, semangaaat..... disini nanti kita bisa lihat Gua Telapak Tangan. Sayangnya, karena udah enggak sanggup jalannya, akhirnya ditengah perjalanan saya dan teman saya memutuskan untuk balik lagi ke dermaga. Di gua ini, katanya kita bisa lihat cap tangan manusia purba dan gambar hasil karya manusia purba. Untuk mencapai mulut gua, kita perlu mendaki sekitar 20 meter. Bagusnya, kita bawa penerangan untuk menuju ke dalam gua.
Selain gua telapak tangan, disekitar sini ada juga Telaga Bidadari. Sayangnya lagi, saya enggak sempet melihat jernihnya air di telaga bidadari. Katanya lagi, jalannya agak sedikit terjal karena mesti sedikit mendaki dan jalan di tepi jurang gitu. Yups, karena keadaan dan enggak ada persiapan yang matang ke lokasi ini, saya putusnya untuk lihat dari jauh ada waktu perjalanan pulang ke Dermaga Rammang-Rammang...
Masih ada cukup tenaga dan waktu, saatnya menikmati gugusan jajaran pegunungan karst waktu perjalanan pulang.... ini panjang bangeeeeddd karst nya.... Hijaunya sawah benar-benar bikin pegunungan karst ini indah banged. Saatnya menepi dari mobil, dan photooo.... jangan lupa, pilih jalan sawah yang enggak terlalu becek dan berlumpur.
Setengah hari di Maros cukup memukau, dan perlu banyak setengah hari lainnya untuk mengeksplorasi Maros...^^
Catatan :
Biaya Sampan => ditawar Rp200.000
Sewa Mobil 8 jam => Rp450.000